Kita ketawa
Mereka sengsara
Kita gembira
Mereka mengalirkan air mata
Kita bersuka ria
Mereka menahan derita
Mereka tiada negara
Tiada "erti bebas'
Dalam hidup mereka
Kita tarikan kemewahan, dayus "politik seharian"
Bangga dengan kemelayuan..
Kononnya
Bangga dengan kecamuk pemerintahan
Aku hebat, kau mana hebat....?
Namun mereka
Meniti pandangan
ke arah satu kebebasan
Anak kecil,
Membawa senjata
Mahukan NEGARA
Wanita,
Menjadi srikandi
Mempertahan maruah dan membela keluarga
Pemuda,
Bangkit menahan amarah
Sunnatullah
Seharian mereka menuntut kepada pembelaan sebuah negara......
Palestin : hari ini saya mengukir satu naluri kewanitaan, melihat kesengsaraan, bermuhasabah dan menghisab diri tentang kita
yang masih lagi jahil dan masih lagi bebas.......sehari-hari, adakah kita bersyukur dengan pemberian yang baru 'sedikit' istimewa
dari Allah Yang Maha Besar...
Ya Allah....
Turunkan tentera Malaikatmu
Turunkan senjata nerakamu
Bakarlah Yahudi dan Israel yang maha "SYAITAN" itu
Saya menyeru...
Mana Qunut Nazilah kita....mana gerombolan islam hadhari kita....
Mana?
Gambar dari cuplikan "google images"
Maaf : dibila dipersoalkan tentang Palestin - mungkin tiada kata lagi agaknya kepada semua orang WARAS. Apa lagi seterusnya...
BalasPadamItu jauh di negara orang. Yang kita tak nampak dan kita tidak merasai....mungkin kita sekadar menjiwai sebab kita manusia WARAS..
Negara kita.Siapa tahu kita akan melihat dan merasai bukan sekadar menjiwai.Bila semua hukum ditangan sendiri.Bila hukum Allah dianggap tidak relevan untuk hari ini.....
Percanggahan dan ketidakmhuan untuk melihat apa yg berlaku di negara orang lain adalah signal....yang kita juga akan begitu.
Hari ini.Doa untuk anak2 Palestin yg tak bersekolah.Tak ada sekolah.Cgu pergi berperang @ mati...semuga kalian dan kalian diberkatiNya...
Arggghhhhhh.........
BalasPadamhidup mereka senang senarnya... idup untuk lawan yahudi tu je... mati... syahid tu... kita... tak tau lagi cemana matinya... huhuhu...
BalasPadamtakat susah dunia.. berapa lama sangat...
Kami...
BalasPadamHanya melihat,
Melepas pandang,
Kemudian ada sedikit keluh,
Menyua simpati,
Lalu berlalu tidak berjejak,
Semua belas, semua simpati,
Lebur belaka hilang tak ada.
Hmm, selalunya begitu,
Nasib umat bangsa darahku,
Acuan dari si kepala bambu,
Mengajak kenal nafsi nafsu,
Ya, tak lebih dari itu!
Ehem: Eh, paham tak? kalo korg tak paham..aku pon tak paham :) Salam intifadhah buat semua...
salam...
BalasPadamingin melakar apa dirasa dalam hati tapi... blur seakan hilang kata-kata... jeles tengok dihah dapat mencoretkan sesuatu tentang palestin